
Polresta Surakarta- Polda Jateng— Seorang driver ojek online (ojol) asal Jebres, Surakarta, berinisial M (42), ditangkap pihak kepolisian karena diduga melakukan pencurian sepeda motor sebanyak dua kali. Aksinya terungkap setelah mencuri sebuah motor di parkiran warung kopi di kawasan Jebres, Surakarta, Jumat (18/4/2025).
Wakapolresta Surakarta, AKBP Sigit, SIK.MH dalam konferensi pers di Mapolresta Surakarta pada Selasa (6/5/2025), menjelaskan bahwa M memanfaatkan kelengahan korban yang meninggalkan kunci motornya tergantung di sepeda motor.
“Dia melakukan pencurian di Jebres pada Jumat [18/4/2025] tepatnya di parkiran salah satu warung kopi,” ujar AKBP Sigit. Pelaku saat itu tengah mengambil pesanan ojol, namun tergoda mencuri sepeda motor Honda Scoopy milik korban NEP (21), yang terparkir dengan kunci masih menempel di lubang kontak.
Alih-alih mengambil pesanan, M justru menyembunyikan sepeda motor tersebut di salah satu gang dekat lokasi, lalu kembali ke warung kopi seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Korban yang menyadari kunci motornya tertinggal, kembali ke parkiran dan mendapati sepeda motornya sudah raib. Berdasarkan laporan korban dan hasil penyelidikan, polisi berhasil menangkap pelaku di rumahnya pada Kamis (1/5/2025) pukul 15.30 WIB.
Polisi mengamankan tiga unit sepeda motor sebagai barang bukti: Honda Scoopy hasil curian di warung kopi, Yamaha Mio yang digunakan sebagai sarana pencurian, serta Honda Beat, yang juga hasil pencurian di parkiran rumah makan Padang di Jl Kolonel Sutarto.
Modus pencurian sama: memanfaatkan kelengahan pemilik motor yang meninggalkan kunci di sepeda.
Pelaku dijerat dengan Pasal 362 KUHP tentang pencurian, dengan ancaman hukuman penjara maksimal lima tahun.
Dalam pengakuannya kepada polisi, M mengaku nekat mencuri karena desakan ekonomi dan permintaan dari istri serta anaknya untuk memiliki sepeda motor. “Sebenarnya tidak niat, tapi orang kadang khilaf. Saya teringat istri, anak, dan orang tua. Motor itu seperti ngawe-awe [memanggil],” ujar M.
Ia berdalih bahwa kedua motor curian itu akan digunakan oleh anak dan istrinya karena tidak mampu membeli kendaraan baru. “Saya juga takut. Saya hanya pejuang rupiah,” tambahnya.